Pada masa Salomo, pembangunan dan pemeliharaan kerajaan memerlukan tenaga kerja yang signifikan. Namun, Salomo secara sadar memutuskan untuk tidak memperbudak orang Israel untuk tugas-tugas ini. Sebagai gantinya, ia mengangkat mereka sebagai personel militer, termasuk prajurit dan komandan. Pilihan ini menunjukkan rasa hormat terhadap bangsanya sendiri, mengakui potensi mereka dan mempercayakan tanggung jawab yang signifikan kepada mereka. Dengan cara ini, Salomo memastikan bahwa orang Israel merasa dihargai dan dihormati, menumbuhkan rasa bangga dan persatuan di dalam bangsa.
Pendekatan ini juga mencerminkan prinsip kepemimpinan yang lebih luas yang menghargai dan mengangkat individu daripada menindas mereka. Keputusan Salomo untuk menugaskan orang Israel pada peran kepemimpinan dan komando menunjukkan pentingnya mengenali nilai dan kemampuan setiap orang. Ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan sejati melibatkan pemberdayaan orang lain dan menciptakan peluang bagi mereka untuk berkontribusi secara berarti kepada komunitas. Tindakan semacam itu tidak hanya memperkuat komunitas tetapi juga membangun warisan rasa hormat dan kolaborasi.