Ketika Yesus tergantung di kayu salib, seruan-Nya disalahpahami oleh orang-orang yang berdiri di dekatnya. Mereka mengira Dia memanggil Elia, seorang nabi yang diharapkan akan kembali sebelum kedatangan Mesias. Ini mencerminkan keyakinan orang Yahudi bahwa Elia akan datang untuk menyelamatkan orang-orang yang benar. Salah paham ini mengungkapkan kebutaan spiritual kerumunan yang gagal mengenali Yesus sebagai Mesias. Hal ini juga menekankan kesepian dan penderitaan yang dialami Yesus, karena bahkan kata-kata-Nya pun tidak dipahami. Momen ini menjadi pengingat akan kecenderungan manusia untuk salah menafsirkan tindakan dan kata-kata ilahi, dan mengajak para pengikut untuk mencari pemahaman dan iman yang lebih dalam. Seruan Yesus adalah penggenapan nubuat dan ungkapan mendalam dari kesengsaraan manusia-Nya, namun dihadapi dengan kebingungan, menunjukkan jurang antara niat ilahi dan persepsi manusia.
Adegan ini juga menggambarkan penggenapan nubuat Perjanjian Lama tentang penderitaan dan penolakan Mesias. Meskipun terjadi salah paham, momen ini adalah bagian penting dari narasi Paskah, menyoroti kedalaman pengorbanan Yesus dan tujuan akhir dari misi-Nya. Ini mengundang refleksi tentang sifat iman dan pentingnya benar-benar mendengarkan serta memahami firman Tuhan.