Koreksi dan bimbingan sangat penting untuk perkembangan pribadi, dan mereka yang bijaksana serta peka memahami hal ini dengan mendalam. Mereka menyadari bahwa teguran lembut atau kritik yang membangun dapat mengarah pada pertumbuhan dan perbaikan yang signifikan. Keterbukaan untuk belajar dan merenungkan diri adalah ciri khas dari kebijaksanaan. Di sisi lain, orang yang bodoh mungkin tidak belajar atau berubah meskipun menghadapi konsekuensi atau hukuman yang berat. Kontras ini menekankan nilai dari hati yang mau diajar dan kemampuan untuk mendengarkan serta beradaptasi.
Kebijaksanaan tidak hanya melibatkan penguasaan pengetahuan, tetapi juga sikap terhadap pembelajaran dan koreksi. Seseorang yang bijaksana melihat nilai dalam teguran dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk tumbuh, sementara orang bodoh tetap tidak berubah meskipun mendapat teguran yang berulang dan keras. Pengajaran ini mendorong kita untuk mengembangkan semangat kerendahan hati dan keterbukaan, menyadari bahwa kebijaksanaan sejati melibatkan perjalanan terus-menerus dalam belajar dan memperbaiki diri.