Puasa adalah disiplin spiritual yang dimaksudkan untuk memperdalam hubungan seseorang dengan Tuhan. Yesus menekankan pentingnya ketulusan dalam praktik ini. Ia mengkritik mereka yang berpuasa hanya untuk menarik perhatian dan pujian dari orang lain, menggambarkan mereka sebagai orang munafik. Dengan mengubah wajah mereka, mereka membuat puasa mereka terlihat jelas, mencari pujian manusia daripada hubungan ilahi. Yesus menunjukkan bahwa individu-individu tersebut telah menerima imbalan mereka, yaitu pengakuan sementara dari orang-orang.
Sebaliknya, Yesus mendorong pendekatan puasa yang lebih pribadi dan tulus. Fokus seharusnya pada transformasi batin dan manfaat spiritual yang datang dari mengabdikan waktu kepada Tuhan. Ajaran ini adalah panggilan untuk keaslian dalam kehidupan spiritual seseorang, mengingatkan umat beriman bahwa imbalan sejati datang dari Tuhan, bukan dari pengakuan manusia. Dengan berpuasa dengan hati yang tulus, umat beriman dapat mengalami hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan Tuhan, bebas dari gangguan mencari validasi eksternal.