Lalu para pelaut itu menjadi takut dan masing-masing berseru kepada Allahnya; mereka membuang muatan yang ada di kapal ke dalam laut, supaya kapal itu menjadi lebih ringan. Tetapi Yunus telah turun ke bagian kapal yang paling bawah dan tertidur.

Yunus 1:5

Faithy Menjelaskan

Para pelaut di kapal Yunus mendapati diri mereka dalam situasi berbahaya ketika badai hebat mengancam untuk menghancurkan kapal mereka. Dalam ketakutan, masing-masing dari mereka berteriak kepada dewa-dewa mereka, menggambarkan keragaman keyakinan agama yang ada di antara awak kapal. Momen ini menekankan kecenderungan manusia yang universal untuk mencari bantuan dari kekuatan yang lebih tinggi saat menghadapi krisis. Keputusan para pelaut untuk membuang muatan ke laut adalah upaya praktis untuk menyelamatkan kapal, menunjukkan kesediaan mereka untuk mengorbankan harta benda demi keselamatan hidup mereka. Sementara itu, Yunus, yang melarikan diri dari perintah Tuhan, tertidur di bawah dek, seolah tidak menyadari bahaya dan kepanikan para pelaut. Tidur nyenyaknya bisa dilihat sebagai metafora untuk ketidaksadarannya secara spiritual dan keterputusannya dari kehendak Tuhan. Adegan ini mempersiapkan jalan bagi perjalanan penemuan diri dan pertobatan Yunus, saat ia segera dihadapkan pada konsekuensi dari tindakannya dan perlunya menyelaraskan diri dengan tujuan Tuhan. Narasi ini mengundang refleksi tentang bagaimana individu merespons panggilan ilahi dan pentingnya terjaga terhadap realitas spiritual.