Yesus sedang berbicara kepada para murid-Nya di saat yang penuh antisipasi dan kecemasan. Dia mempersiapkan mereka untuk peristiwa yang akan segera terjadi, yaitu penyaliban dan kebangkitan-Nya. Ketika Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan melihat-Nya lagi, Dia merujuk pada kematian-Nya yang akan segera memisahkan mereka secara fisik. Namun, Dia segera menyusul dengan jaminan bahwa setelah sedikit waktu, mereka akan melihat-Nya kembali. Ini adalah referensi yang jelas kepada kebangkitan-Nya, yang akan membawa-Nya kembali ke dalam hidup mereka dengan cara yang kuat dan transformatif.
Pernyataan ini memiliki makna yang mendalam. Ini tidak hanya berbicara tentang konteks langsung kematian dan kebangkitan Yesus, tetapi juga tentang harapan Kristen yang lebih luas untuk melihat Yesus kembali di masa depan. Ini mencerminkan sifat siklis dari kehilangan dan pembaruan, ketidakhadiran dan kehadiran, yang merupakan tema yang berulang dalam iman Kristen. Para murid, dan semua orang percaya, didorong untuk memegang harapan dan mempercayai janji-janji Yesus, bahkan ketika keadaan tampak suram. Bagian ini meyakinkan orang Kristen bahwa waktu Tuhan sempurna dan bahwa rencana-Nya, meskipun terkadang misterius, selalu untuk kebaikan yang tertinggi.