Visi Petrus adalah momen penting dalam gereja Kristen awal, menggambarkan pergeseran dari adat Yahudi menuju iman yang lebih inklusif. Dalam visi tersebut, Petrus melihat kain yang turun dari surga, dipenuhi dengan hewan-hewan yang dianggap najis menurut hukum Yahudi. Ketika Tuhan memerintahkannya untuk makan, reaksi awal Petrus adalah menolak, dengan menyebutkan kepatuhannya selama hidupnya terhadap hukum makanan. Tanggapan ini menekankan resistensinya terhadap perubahan dan tantangan untuk melampaui norma-norma agama yang telah mapan.
Pesan Tuhan kepada Petrus sangat mendalam, menekankan bahwa apa yang telah dibersihkan oleh Tuhan tidak boleh dianggap najis. Visi ini bukan hanya tentang makanan; ini adalah metafora untuk penerimaan orang-orang non-Yahudi ke dalam komunitas Kristen. Pengalaman Petrus menandai titik balik yang signifikan, saat ia mulai memahami bahwa keselamatan Tuhan tersedia untuk semua, meruntuhkan batasan antara Yahudi dan non-Yahudi. Narasi ini mendorong para pengikut untuk menerima keragaman dan mengenali sifat universal dari kasih dan anugerah Tuhan.