Abner, sosok penting dalam tentara Saul, mengambil langkah signifikan dengan membawa Isyboset, anak Saul, ke Mahanaim. Tindakan ini bukan sekadar pemindahan geografis, tetapi merupakan manuver politik strategis. Mahanaim, yang terletak di timur Sungai Yordan, berfungsi sebagai tempat perlindungan dan basis kekuasaan bagi Isyboset. Tindakan Abner menegaskan pengaruh dan ambisinya dalam dinamika kekuasaan setelah kematian Saul. Dengan memposisikan Isyboset sebagai calon raja, Abner menantang pengangkatan Daud sebagai raja, yang mengarah pada kerajaan yang terpecah.
Periode perpecahan ini menyoroti kompleksitas kepemimpinan dan perjuangan untuk kekuasaan yang dapat muncul di masa transisi. Kesetiaan Abner kepada keluarga Saul dan upayanya untuk mempertahankan warisannya mencerminkan ketegangan antara kesetiaan pribadi dan kebutuhan lebih luas bangsa. Narasi ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan menyatukan, terutama di masa perubahan, serta konsekuensi potensial dari perpecahan dalam suatu komunitas.