Di Israel kuno, musik merupakan bagian yang signifikan dari ibadah dan upacara keagamaan. Para Lewi, suku yang ditunjuk untuk tugas keagamaan, memiliki tanggung jawab untuk melayani melalui musik di hadapan tabernakel, yang merupakan tempat suci bergerak yang digunakan oleh orang Israel sebelum bait suci dibangun. Pelayanan ini bukan sekadar tambahan dalam ibadah, tetapi dilakukan sesuai dengan peraturan tertentu, menekankan pentingnya keteraturan dan rasa hormat dalam praktik ibadah.
Tabernakel, yang juga dikenal sebagai tenda pertemuan, sangat penting dalam kehidupan spiritual Israel, berfungsi sebagai tempat di mana kehadiran Tuhan tinggal di antara umat-Nya. Pelayanan musik para Lewi adalah cara untuk memuliakan Tuhan dan memfasilitasi ibadah bersama, menciptakan suasana hormat dan sukacita. Peran mereka berlanjut hingga Salomo membangun bait suci di Yerusalem, yang menjadi pusat ibadah permanen. Transisi dari tabernakel ke bait suci menandai perkembangan penting dalam sejarah keagamaan Israel, namun dedikasi untuk beribadah melalui musik tetap konstan. Ayat ini mengingatkan kita akan kekuatan abadi musik dalam ibadah dan kemampuannya untuk mendekatkan orang kepada Tuhan.