Simon, anak Onias, dihormati karena kontribusinya yang signifikan kepada komunitas sebagai imam besar. Ia dikenal karena kualitas kepemimpinannya dan dedikasinya terhadap pemulihan spiritual dan fisik bait suci. Bait suci bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol iman dan identitas masyarakat. Dengan memperbaiki dan memperkuat bait suci, Simon memastikan bahwa tempat itu tetap menjadi benteng kehidupan spiritual dan tempat di mana komunitas dapat berkumpul dan terhubung dengan Tuhan.
Tindakan Simon menyoroti pentingnya kepemimpinan yang berkomitmen terhadap kesejahteraan komunitas dan pelestarian warisan spiritualnya. Pekerjaannya dalam memperkuat bait suci dapat dilihat sebagai metafora untuk memperkuat iman seseorang dan memastikan bahwa iman tersebut tetap kokoh di tengah tantangan. Warisan Simon menjadi inspirasi bagi para pemimpin masa kini untuk memprioritaskan kebutuhan spiritual dan komunitas rakyat mereka, menciptakan lingkungan di mana iman dapat berkembang dan tradisi dapat dijunjung tinggi.