Dalam masa kelimpahan, penting untuk mengingat saat-saat ketika kita menghadapi kesulitan. Refleksi ini membantu menumbuhkan rasa syukur dan kerendahan hati, mengingatkan kita bahwa kehidupan bersifat siklikal dan nasib bisa berubah. Mengakui kesulitan di masa lalu mendorong kita untuk lebih empatik terhadap mereka yang saat ini mengalami kemiskinan atau kebutuhan. Ini juga berfungsi sebagai panggilan untuk bertindak, mendorong kita untuk menggunakan sumber daya kita dengan bijak dan berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.
Pola pikir ini menumbuhkan semangat kemurahan hati dan kebersamaan, karena kita menyadari bahwa berkat kita bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk mendukung dan mengangkat orang lain. Dengan menjaga ingatan tentang perjuangan kita sendiri, kita dapat tetap rendah hati dan menghindari sikap acuh tak acuh atau sombong dalam kemakmuran kita. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya hidup kita sendiri tetapi juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih penuh kasih dan adil, di mana setiap orang peka terhadap kebutuhan orang lain dan bekerja menuju kebaikan bersama.