Di Israel kuno, nazar adalah komitmen sukarela yang dibuat oleh individu yang ingin memisahkan diri untuk Tuhan. Nazar ini melibatkan beberapa praktik khusus, termasuk menjauhi anggur, tidak memotong rambut, dan menghindari kontak dengan mayat. Larangan menyentuh mayat sangat signifikan karena, dalam konteks budaya dan religius saat itu, kematian diasosiasikan dengan ketidakmurnian. Dengan menjauh dari segala sesuatu yang dapat menajiskan mereka, para nazar mempertahankan keadaan kemurnian ritual, mencerminkan pengabdian dan kekudusan mereka.
Aspek dari nazar ini menekankan prinsip spiritual yang lebih luas: panggilan untuk menjalani hidup yang terpisah untuk Tuhan. Meskipun praktik khusus dari nazar mungkin tidak berlaku lagi saat ini, pesan mendasar tetap relevan. Ini mendorong para percaya untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat mendedikasikan diri kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, berusaha untuk mencapai kemurnian dan kekudusan spiritual. Komitmen kepada Tuhan ini adalah pengingat akan pentingnya hidup dengan cara yang menghormati dan mencerminkan iman seseorang, terlepas dari praktik budaya atau religius pada zaman itu.