Dalam narasi pelayanan Yesus, Ia sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah di mana adat Yahudi dan praktik non-Yahudi bertemu. Penyebutan sekumpulan besar babi yang sedang merumput di dekatnya sangat signifikan, karena babi dianggap najis menurut hukum Yahudi. Pengaturan ini menekankan ketegangan budaya dan agama yang ada di wilayah tersebut. Kehadiran babi menunjukkan bahwa Yesus berada di daerah yang didominasi oleh non-Yahudi, yang penting untuk memahami misi inklusif-Nya. Kesediaan Yesus untuk berinteraksi dengan orang-orang di luar batasan tradisional Yahudi menunjukkan komitmen-Nya untuk menjangkau seluruh umat manusia dengan pesan cinta dan penebusan-Nya.
Peristiwa ini mendahului pertemuan dramatis di mana Yesus akan menunjukkan kuasa-Nya atas roh-roh jahat. Babi menjadi bagian dari narasi ini, melambangkan batasan spiritual dan budaya yang ingin diatasi oleh Yesus. Dengan mengatur adegan dengan kawanan babi, penulis Injil menekankan bahwa kuasa dan belas kasih Yesus melampaui batasan konvensional, menawarkan harapan dan transformasi kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang budaya atau agama mereka.