Dalam perikop ini, dua orang buta berada di tepi jalan, tempat di mana mereka mungkin sering diabaikan atau tidak diperhatikan. Namun, ketika mereka mendengar bahwa Yesus sedang lewat, mereka memanfaatkan kesempatan untuk berseru kepada-Nya. Penggunaan gelar 'Anak Daud' sangat signifikan, karena itu mengakui garis keturunan mesianik dan otoritas Yesus. Gelar ini menunjukkan keyakinan mereka bahwa Yesus adalah Juruselamat yang dijanjikan, meskipun mereka tidak dapat melihat-Nya secara fisik.
Seruan mereka untuk belas kasihan adalah ungkapan iman yang mendalam. Mereka tidak meminta kekayaan atau status, tetapi belas kasihan, menyadari kebutuhan mereka akan intervensi Yesus dalam hidup mereka. Momen ini menjadi pengingat yang kuat bahwa wawasan spiritual sering kali melampaui penglihatan fisik. Iman dan tekad orang buta untuk menjangkau Yesus, meskipun ada rintangan, mencerminkan jenis iman yang membuat Yesus merespons. Ini mendorong para pengikut untuk terus beriman dan percaya pada belas kasihan serta kuasa Yesus untuk menyembuhkan dan mengubah, terlepas dari keadaan mereka.