Penyebutan Elia dalam konteks ini sangat signifikan karena Elia adalah sosok nabi yang terkait dengan persiapan kedatangan Mesias. Dalam tradisi Yahudi, Elia diharapkan kembali sebelum datangnya hari Tuhan yang besar dan mengerikan, seperti yang dinubuatkan dalam kitab Maleakhi. Pernyataan Yesus mengakui harapan ini dan menegaskan bahwa peran Elia adalah untuk memulihkan dan mempersiapkan jalan bagi pemenuhan janji-janji Allah. Pemulihan ini bukan hanya fisik atau politik, tetapi juga pembaruan spiritual yang sejalan dengan nilai-nilai kerajaan Allah.
Dalam narasi yang lebih luas dari pelayanan Yesus, referensi kepada Elia ini berfungsi untuk meyakinkan para murid dan komunitas Kristen awal bahwa rencana Allah sedang terungkap sesuai dengan yang diinginkan. Ini menekankan kesinambungan antara nubuat Perjanjian Lama dan pemenuhan Perjanjian Baru dalam diri Yesus. Bagi para percaya saat ini, ayat ini adalah pengingat akan harapan dan jaminan bahwa pekerjaan penebusan Allah sedang berlangsung dan bahwa pemulihan spiritual adalah aspek kunci dari perjalanan Kristen. Ini mendorong iman pada waktu Allah dan pemulihan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.