Dalam perumpamaan tentang penabur, Yesus menggunakan gambaran biji untuk menggambarkan berbagai respons terhadap pesan kerajaan Allah. Biji yang jatuh di tanah berbatu melambangkan mereka yang mendengar firman dan awalnya menerimanya dengan sukacita. Namun, karena mereka tidak memiliki dasar yang kokoh, iman mereka bersifat dangkal dan tidak berakar dalam. Ketika dihadapkan pada kesulitan atau penganiayaan karena keyakinan mereka, mereka dengan cepat goyah dan meninggalkan iman mereka. Ini berfungsi sebagai pesan peringatan tentang bahaya komitmen iman yang dangkal.
Pesan ini menekankan perlunya para percaya untuk mengembangkan iman yang kuat dan berakar dalam yang dapat menghadapi tantangan dan ujian hidup yang tak terhindarkan. Dengan berinvestasi dalam pertumbuhan spiritual melalui doa, studi, dan komunitas, para percaya dapat membangun iman yang tangguh yang bertahan. Bagian ini mendorong refleksi tentang kedalaman iman seseorang dan pentingnya memeliharanya agar cukup kuat untuk menghadapi kesulitan.