Dalam ayat ini, pembicara mengingat peristiwa ajaib ketika Tuhan memberikan manna, sejenis roti, kepada bangsa Israel saat mereka mengembara di padang gurun. Peristiwa ini merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Israel, yang menunjukkan penyediaan dan perhatian Tuhan di saat mereka membutuhkan. Manna bukan hanya sekadar makanan fisik, tetapi juga tanda kehadiran dan kesetiaan Tuhan yang terus menerus.
Penyebutan manna di sini memiliki dua tujuan. Selain mengingatkan pendengar akan penyediaan Tuhan di masa lalu, juga membuka jalan bagi kebenaran rohani yang lebih dalam. Yesus menggunakan referensi sejarah ini untuk menggambarkan realitas rohani yang lebih besar. Sama seperti Tuhan memberikan manna untuk memenuhi kebutuhan fisik bangsa Israel, Yesus menawarkan diri-Nya sebagai roti rohani yang memuaskan selamanya. Pengajaran ini mendorong para percaya untuk melihat melampaui kebutuhan fisik dan mengenali makanan rohani yang disediakan Yesus. Ini adalah panggilan untuk mempercayai penyediaan Tuhan dan mencari pemenuhan dalam makanan rohani yang hanya dapat ditawarkan oleh Kristus.