Dalam pernikahan di Kana, Maria, ibu Yesus, memainkan peran penting dalam terjadinya mukjizat pertama Yesus. Ketika anggur habis, yang bisa menjadi situasi memalukan bagi tuan rumah, Maria beralih kepada Yesus, menunjukkan keyakinannya akan kemampuan Yesus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Instruksinya kepada para pelayan, "Lakukan apa pun yang dia katakan," mencerminkan iman yang teguh pada kebijaksanaan dan otoritas Yesus. Momen ini menekankan pentingnya ketaatan dan kepercayaan kepada Yesus, bahkan ketika hasilnya tidak pasti. Dengan memberitahu para pelayan untuk mengikuti instruksi Yesus, Maria memberikan contoh iman yang mengarah pada transformasi mukjizat air menjadi anggur. Peristiwa ini tidak hanya mengungkapkan kuasa ilahi Yesus tetapi juga menekankan pentingnya iman dan ketaatan dalam perjalanan Kristen. Kepercayaan Maria kepada Yesus mendorong para pengikut untuk mengandalkan bimbingannya dalam kehidupan mereka sendiri, percaya bahwa Dia akan menyediakan dan melakukan keajaiban dengan cara yang mungkin tidak kita duga.
Kisah pernikahan di Kana menggambarkan bagaimana iman dan ketaatan dapat mengarah pada intervensi ilahi dan berkat. Ini mengajak umat Kristen untuk merenungkan iman mereka sendiri dan cara-cara mereka dapat mendengarkan serta mengikuti ajaran Yesus dalam kehidupan sehari-hari.