Di penghujung hidupnya, Abraham sangat khawatir tentang masa depan putranya, Ishak, dan kelanjutan perjanjian Tuhan. Ia menginstruksikan hambanya untuk mencari istri bagi Ishak, tetapi bukan dari orang Kanaan, yang dikenal dengan praktik dan nilai-nilai agama yang berbeda. Sebaliknya, Abraham menginginkan istri dari kerabatnya sendiri, memastikan bahwa pasangan Ishak memiliki iman dan latar belakang budaya yang sama. Keputusan ini mencerminkan pentingnya keyakinan dan nilai-nilai yang sama dalam pernikahan, yang dapat memberikan fondasi yang kuat untuk hubungan yang harmonis.
Dengan meminta hambanya bersumpah demi Tuhan, Abraham menekankan keseriusan misi ini. Penyebutan Tuhan sebagai Tuhan langit dan bumi menegaskan otoritas-Nya yang tertinggi dan keyakinan bahwa Dia mengawasi semua aspek kehidupan. Tindakan bersumpah di hadapan Tuhan ini menyoroti komitmen untuk mengikuti petunjuk ilahi dan pentingnya kesetiaan dalam menjalankan tugas. Tindakan Abraham mengingatkan para percaya akan pentingnya mencari kehendak Tuhan dalam pilihan hidup yang signifikan, mempercayai bahwa Dia akan memimpin mereka ke arah yang benar.