Ketika Paulus dipanggil, Tertulus mulai menuduhnya, katanya: "Kami telah menemukan orang ini sebagai seorang pencetus kerusuhan, yang menimbulkan huru-hara di antara seluruh orang Yahudi di seluruh dunia, dan sebagai seorang pemimpin sekte Nasrani."

Kisah Para Rasul 24:2

Faithy Menjelaskan

Dalam adegan ini, Tertulus, seorang orator yang disewa oleh para pemimpin Yahudi, berbicara kepada Felix, gubernur Romawi, dengan pidato yang bertujuan untuk mendapatkan simpati. Ia memulai dengan memuji Felix karena telah menjaga perdamaian dan melaksanakan reformasi di wilayah tersebut. Ini adalah pendekatan yang umum dalam proses hukum Romawi, di mana memuji hakim atau tokoh otoritas adalah praktik biasa untuk menciptakan suasana yang menguntungkan. Pidato Tertulus adalah bagian dari tuduhan formal terhadap Paulus, yang diadili karena diduga menghasut kerusuhan di kalangan orang Yahudi. Ayat ini menggambarkan tantangan politik dan hukum yang dihadapi oleh orang Kristen awal saat mereka menyebarkan iman mereka. Ini juga menunjukkan penggunaan retorika yang strategis dalam pengaturan hukum, karena Tertulus berusaha untuk menyajikan kasus para pemimpin Yahudi dengan cara yang sejalan dengan kepentingan Romawi. Sebutan tentang perdamaian dan reformasi di bawah Felix tidak hanya berfungsi untuk memuji tetapi juga untuk mengingatkan gubernur akan tanggung jawabnya untuk menjaga ketertiban, secara halus menyiratkan bahwa Paulus adalah ancaman bagi stabilitas ini. Bagian ini memberikan wawasan tentang interaksi kompleks antara komunitas Kristen yang sedang berkembang dan otoritas politik serta religius yang sudah mapan pada masa itu.