Pada masa gejolak politik di Israel kuno, para imam dan orang-orang Lewi membuat pilihan penting untuk mendukung Rehoboam, putra Salomo, yang memerintah atas kerajaan selatan Yehuda. Keputusan ini sangat krusial karena para imam dan Lewi bertanggung jawab untuk memimpin umat dalam ibadah dan menjaga tradisi keagamaan yang menjadi inti identitas orang Israel. Dengan berpihak pada Rehoboam, mereka menegaskan komitmen mereka terhadap garis keturunan Daud, yang diyakini dipilih oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya.
Dukungan mereka bukan sekadar langkah politik, tetapi juga langkah spiritual yang mendalam, mencerminkan keinginan mereka untuk mempertahankan praktik keagamaan yang telah ditetapkan di bawah pemerintahan Daud dan Salomo. Keselarasan ini memastikan bahwa ibadah di bait suci di Yerusalem, yang merupakan jantung agama Israel, terus berlangsung tanpa gangguan. Keputusan para imam dan Lewi untuk tetap setia pada tugas spiritual mereka, bahkan di tengah kerajaan yang terpecah, menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya keteguhan dan persatuan dalam iman. Ini menyoroti peran pemimpin agama dalam membimbing dan menstabilkan komunitas di saat-saat perubahan dan ketidakpastian.