Ayat ini secara ringkas menyebutkan nama-nama anak Nuh: Sem, Ham, dan Yafet, yang memiliki peran penting dalam narasi alkitabiah. Ketiga anak ini adalah pusat dari kisah kelahiran kembali umat manusia setelah banjir besar. Menurut Alkitab, mereka adalah nenek moyang dari semua bangsa yang menyebar di seluruh bumi. Garis keturunan ini bukan sekadar daftar nama; melainkan mewakili perkembangan rencana Tuhan bagi umat manusia. Nuh, seorang yang benar, dipilih oleh Tuhan untuk melestarikan kehidupan melalui banjir, dan anak-anaknya melanjutkan warisan ini.
Penyebutan Nuh dan anak-anaknya dalam catatan genealogis ini menekankan tema providensi ilahi dan kesinambungan. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada tantangan dan penghakiman, seperti banjir, Tuhan menyediakan jalan ke depan dan memastikan kelangsungan serta kemakmuran ciptaan-Nya. Garis keturunan ini juga menjadi latar belakang bagi perkembangan sejarah alkitabiah, di mana setiap anak menjadi nenek moyang dari berbagai bangsa dan budaya, mencerminkan keragaman dan kesatuan umat manusia di bawah pemeliharaan Tuhan.